MAKALAH
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji
syukur saya (penyusun) panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang
berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan
kami. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk
selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi
kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini.
Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati sempurna, kami sadar
bahwa kesempurnaan hanya milik NYA.
Akhir kata, semoga
makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua.
Amin-amin yarabbal
‘alamin.
Wassalamualaikum.Wr.Wb
Hormat kami,
Tim Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi
merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan
manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu
disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi
kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah
digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan,
seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry,
perdagangan, social-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Objek
tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya
terjadi pada orang – orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi
tertentu, dimana tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku seseorang dalam
situasi belajar/pendidikan. Sedangkan tingkah laku khusus yang terjadi karena
orang tersebut mempunyai kondisi tertentu, dimana tingkah laku orang yang
kondisinya abnormal. Misalnya seseorang yang memiliki lemah mental atau orang
yang kondisi jiwanya mengalami gangguan.
Dari latar
belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang akan dibahas dalam
pembahasan yakni sebagai berikut:
1.
Pengertian
psikologi perkembangan dan peserta didik.
2.
Tujuan dan
manfaat psikologi perkembangan.
3.
Hakikat
perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.
Faktor –
faktor Perkembangan.
5.
Fase – fase
yang akan dilewati oleh peserta didik.
6.
Karakteristik
Umum Perkembangan Peserta Didik.
Setelah mempelajari
materi ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan beberapa point, diantaranya:
1.
Mahasiswa
mampu menjelaskan pengertian psikologi perkembangan dan peserta didik.
2.
Mahasiswa
mampu menjelaskan apa tujuan dam manfaat mempelajari psikologi perkembangan.
3.
Mahasiswa
mampu menjelaskan hakikat dari perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan
perubahan.
4.
Mahasiswa
mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi peserta didik.
5.
Serta
mahasiswa mampu menjelakan fase – fase yang nantinya akan dilewati oleh peserta
didik, khususnya pada kejiawaan peserta didik.
6.
Mahasiswa
juga dituntut paham terhadap karakteristik perkembangan peserta didik.
BAB II
PEMBAHASAN
Psikologi
merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan
manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu
disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi
kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah
digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan,
seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry,
perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Secara umum,
psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan
psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian,
yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu
ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari
kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Dari
pengertian psikologi di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan
adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia
dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya. Sedangkan
psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi
perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang
berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
Dalam proses
pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen manusiawi yang menempati
posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan umpuan perhatian
dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan pendidikan. Sebagai
komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai
bahan mentah.
Dalam
perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya
masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan kembang, peserta didik
memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal
kemampuan fitrahnya.
Peserta
didik memiliki potensi – potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia
merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang dimilikinya perlu
dikembangkan serta sirealisasikan sehingga mencapai tahapan perkembangan yang
optimal. Selain itu, peserta didik memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri
dari kebergantungan pada pihak lain.
Psikologi
perkembangan peserta didik bertujuan :
J
Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta
kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai
ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan
dalam lingkungan social-budaya mana saja.
§ Mempelajari karakteristik umum
perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
§ Mempelajari perbedaan-perbedaan yang
bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
§ Mempelajari tingkah laku anak pada
lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
§ Khusus bagi guru, berguna untuk:
1.
Dapat
memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
2.
Dapat
memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat
perkembangan pemahaman murid – murid.
Psikologi
perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang secara khusus
mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam interaksinya
dengan lingkungan. Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik diantaranya:
§ Pengetahuan tentang perkembangan
dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku
tertentu seorang anak.
§ Pengetahuan tentang perkembangan peserta
didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya
dimulai.
§ Dengan mengetahui pola normal
perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
§ Pengetahuan tentang perkembangan
memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
§ Studi perkembangan dapat membantu
kita memahami diri sendiri.
Istilah
“perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup
kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang
terkandung didalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Menurut
F.J.Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “ suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang
kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi
yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.”
Perkembangan
menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari
tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu
bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke
bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa
pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perubahan –
perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian
laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik
puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna
pembusukan (decay) seperti kematian.
Dalam konsep
perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sendiri
sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim di gunakan dalam biologi,
sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P.Chaplin (2002), mengartikan
pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau kenaikan dalam ukuran dari
bagian-bagian tubuh atau dari organism sebagai suatu keseluruhan. Pertumbuhan
fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan
dengan bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya.
Istilah
“pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan
tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju
pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada
kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada
puncak pertumbuhannya.
Kematangan
itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul
dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku
individu. Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai
faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat
tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa
tertentu.
Perkembangan
mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses
perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam
perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan
lingkungan dimana ia hidup.
Untuk
mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi
diri” merupakan factor yang sangat penting. Tujuan ini dapat di anggap sebagai
suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia
seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
Semenjak
dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat
yang dikandungnya sendiri. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi
perkembangan, yaitu:
§ Bakat atau Pembawaan
§ Sifat – sifat Keturunan
§ Dorongan dan Instink
Faktor –
faktor luar yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya:
§ Makanan
§ Iklim
§ Kebudayaan
§ Ekonomi
§ Kedudukan anak dalam lingkungan
keluarga
Faktor umum
adalah unsur – unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor diatas. Bisa
dikaakan bahwa faktor umu ini merupakan faktor campuran, diantaranya:
§ Intelegensi
§ Jenis kelamin
§ Kelenjar Gondok
§ Kesehatan
§ Ras
Aristoteles membagi fase perkembangan
manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana setiap
fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
(1)
Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal
(pergantian) gigi.
(2)
Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di mulai dari tumbuhnya
gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
(3)
Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21)
tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan
memasuki dewasa.
Dasar yang
digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan
cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian fase
perkembangan tersebut adalah:
(1)
0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan
memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
(2)
6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya
ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan
bahasa ibu ( vernacula ).
(3)
12-18 tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya
di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini mulaidi ajarkan
bahasa Latin sebagai bahasa asing.
(4)
18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan
kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlagsung di bawah perguruan
tinggi.
Memperhatikan
ayat – ayat Al-Quran dan hadis – hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar utama
pemikiran Islam, perisodisasi perkembangan individu secara garis besar dapat
dibedakan atas tiga fase, yaitu:
(1) Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum
berbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit
manusia.
(2) Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang dimulai dari
pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran, yakni fase nuthfah (zigot), fase alaqah(embrio), fase mudghah (janin),
dan peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap 4 bulan.
(3)
Periode kelahiran sampai meninggla dunia, yang terdiri dari beberapafase,
yaitu:
§ Neo-natus, mulai dai kelahiran sampai
kira – kira minggu keempat.
§ Al-thifl, mulai dari usia 1 bulan sampai
sekitar usia 7 tahun.
§ Tamyiz, anak mulai mampu membedakan
yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Dimulai dari usia 7 – 13 tahun.
§ Baligh, usia anak sudah mencapai usia muda yang ditandai
dengan mimpi bagi anak laki – laki dan haid bagi anak perempuan.
§ Kearifan dan kebijakan, fase dimana seseorang telah
memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spirital, dan agama
secara mendalam.
§ Kematian, dimana nyawa telah hilang dari
jasad manusia, terpisahnya ruh dan jasad manusia.
Usia rata –
rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12. Anak – anak usia ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak –
anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang
bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta
adanya pembinaan hidup sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan
jenis kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu
berpartisipasi dalam masyarakat.
Dalam upaya
mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan
bantuan berupa:
§ Menciptakan lingkungan teman sebaya
yang mengajarkan keterampilan fisik.
§ Melaksanakan pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja
dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
§ Menegmbangkan kegiatan pembelajaran
yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
§ Melaksanakan pembelajaran yang dapat
mengembangkan nilai – nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang
stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Anak usia
sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14).
Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan
proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder,
adanya keinginan untuk menyendiri dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan
bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai
mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan,
adanya reaksi dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta
pilihan karer relatif sudah jelas.
Adanya
karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:
§ Menerapkan model pembelajaran yang
meimisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik – topik yang berkenaan
dengan anatomi dan fisiologi.
§ Memberiakn kesempatan kepada siswa
untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan positif.
§ Menerapkan pendekatan pembelajaran
yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
§ Meningkatkan kerjasama dengan
orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
§ Tampil menjadi teladan yang baik
bagi siswa.
§ Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar bertanggung jawab.
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masaperalihan
antara masa kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja
sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa
remaja biasa ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, diantaranya
mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar
peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat, mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa
lainnya, memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya, mengembangkan sikap keterampilan intelektual dan konsep – konsep
yang diperlukan sebgaia warga negara, memperoleh seoerangkat nilai dan sistem
etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan,
dan mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan
memiliki anak.
Berbagai
karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru,
diantaranya:
§ Memberikan pengetahuan dan pemahaman
tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan
narkotika.
§ Membantu siswa mengembangkan sikap
apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
§ Menyediakan fasilitas yang
memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.
§ Memberikan pelatihan untuk
mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
§ Menerapkan model pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.
§ Membantu siswa mengembangkan eots
kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
§ Memupuk semangat keberagamaan siswa
melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
§ Menjalin hubungan yang harmonis
dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang
dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
Dengan
memahami dan mengerti tentang psikologi perkembangan peserta didik, serta
mengetahui seluk – beluk di dalamnya, maka sebagai calon tenaga pendidik harus
memahami betul perkembangan peserta didik dan karakteristiknya. Menjadi guru
berarti memikul amanah yang begitu besar, yang mesti dipertanggungjawabkan,
tidak hanya di hadapan manusia melainkan juga kepada Allah Swt. kelak. Profesi
guru ternyata harus dilakoni dengan sepenuh hati, melibatkan hampir segena
kemampuan jiwa dan raga, kemampuan intelektual, fisikal, emosional, dan bahkan
spiritual sekaligus.
Untuk dapat
tampil menjadi guru yang ideal, memmang tidak cukup hanya mengandalkan
penguasaan atas materi atau ilmu yang akan diajarkan. Namun menjadi seorang
guru harus mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
perkembangan peserta didik dalam belajar. Karena mereka datang dengan membawa
corak kepribadian, karakteristik, tingkah laku, minat, bakat, kecerdasan, dan
berbagai tingkat perkembangan lainnya yang berbeda – beda pula. Oleh sebab itu,
guru perlu mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, motivasinya,
latar belakang akademisnya, sosial ekonominya, dan sebagainya.
Adanya
keharusan guru mengenal karakteristik peserta didik, berarti guru harus
menguasai dan mendalami psikologi perkembangan peserta didik, yakni sebuah
disiplin ilmu yanh secara khusus membahas tentang aspek – aspek atau karakteristik
perkembangan peserta didik. Psikologi perkembangan peserta didik juga
memungkinkan guru untuk memahami apa yang dibutuhkan, diminati, dan yang hendak
dicapai oleh peserta didik, serta dapat membreikan pelayanan yang bersifat
individual bagi mereka yang mengalami kesulitan.
Desmita, M.Si. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta
Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhyibin. 2011.Psikologi Pendidikan. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Sumber :
https://creationsje.wordpress.com/2014/07/05/psikologi-perkembangan-peserta-didik/