Kamis, 12 Mei 2016

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


MAKALAH




KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb
Puji syukur saya (penyusun) panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat-Nya yang berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan kemampuan kami. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini.
 Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik NYA.
Akhir kata, semoga makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua.
Amin-amin yarabbal ‘alamin.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Hormat kami,
Tim Makalah


BAB I  
 PENDAHULUAN
1.             Latar Belakang
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry, perdagangan, social-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Objek tingkah laku psikologi khusus yaitu tingkah laku yang khusus itu biasanya terjadi pada orang – orang yang mempunyai kondisi atau berada pada situasi tertentu, dimana tingkah laku yang dimaksud adalah tingkah laku seseorang dalam situasi belajar/pendidikan. Sedangkan tingkah laku khusus yang terjadi karena orang tersebut mempunyai kondisi tertentu, dimana tingkah laku orang yang kondisinya abnormal. Misalnya seseorang yang memiliki lemah mental atau orang yang kondisi jiwanya mengalami gangguan.
2.             Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa hal yang akan dibahas dalam pembahasan yakni sebagai berikut:
1.      Pengertian psikologi perkembangan dan peserta didik.
2.      Tujuan dan manfaat psikologi perkembangan.
3.      Hakikat perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.      Faktor – faktor Perkembangan.
5.      Fase – fase yang akan dilewati oleh peserta didik.
6.      Karakteristik Umum Perkembangan Peserta Didik.
3.             Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan beberapa point, diantaranya:
1.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian psikologi perkembangan dan peserta didik.
2.      Mahasiswa mampu menjelaskan apa tujuan dam manfaat mempelajari psikologi perkembangan.
3.      Mahasiswa mampu menjelaskan hakikat dari perkembangan, pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.      Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang mempengaruhi peserta didik.
5.      Serta mahasiswa mampu menjelakan fase – fase yang nantinya akan dilewati oleh peserta didik, khususnya pada kejiawaan peserta didik.
6.      Mahasiswa juga dituntut paham terhadap karakteristik perkembangan peserta didik.

BAB II
 PEMBAHASAN
1.    Psikologi Perkembangan
Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Memang, semua disiplin ilmu ada manfaatnya, tetapi tidak ada suatu disiplin ilmu seperti psikologi yang mampu menyentuh hampir seluruh dimensi kehidupan manusia. Betapa tidak, teori-teori dan riset psikologi telah digunakan dan diaplikasikan secara luas dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan proses pembelajaran, industry, perdagangan, sosial-kemasyarakatan, politik, kesehatan, dan bahkan agama.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoritis dan psikologi terapan. Psikologi teoritis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk ke dalam psikologi khusus, yaitu psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
Dari pengertian psikologi di atas, maka dapat dipahami bahwa psikologi perkembangan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu manusia dalam perkembangannya beserta latar belakang yang mempengaruhinya. Sedangkan psikologi perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang secara khusus mempelajari aspek-aspek perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
2.     Peserta Didik
Dalam proses pendidikan, peserta didik berarti salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Peserta didik menjadi pokok persoalan dan umpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang dikenal dengan sebutan pendidikan. Sebagai komponen penting dalam sistem pendidikan, peserta didik sering disebut sebagai bahan mentah.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut fitrahnya masing – masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan kembang, peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Peserta didik memiliki potensi – potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang dimilikinya perlu dikembangkan serta sirealisasikan sehingga mencapai tahapan perkembangan yang optimal. Selain itu, peserta didik memiliki kecenderungan untuk melepaskan diri dari kebergantungan pada pihak lain.
3.  Tujuan dan Manfaat Psikologi Perkembangan
3.1.  Tujuan Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik bertujuan :
J  Memberikan, mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku serta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkat usia dan yang mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana saja dan dalam lingkungan social-budaya mana saja.
§  Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
§  Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan atau masa perkembangan tertentu.
§  Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang menimbulkan reaksi yang berbeda.
§  Khusus bagi guru, berguna untuk:
1.      Dapat memilih dan memberikan materi pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan tertentu.
2.      Dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid – murid.
3.2.  Manfaat Psikologi Perkembangan
Psikologi perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam interaksinya dengan lingkungan. Manfaat mempelajari perkembangan peserta didik diantaranya:
§  Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang anak.
§  Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya dimulai.
§  Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya.
§  Pengetahuan tentang perkembangan memungkinkan para guru memberikan bimbingan belajar yang tepat kepada anak.
§  Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
4.             Hakikat Perkembangan
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung didalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
4.1.  Perkembangan
Menurut F.J.Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “ suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.”  Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.”
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan cirri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Perubahan – perubahan diri individu itu terus berlangsung tanpa henti meskipun kemudian laju perkembangannya semakin hari semakin pelan, setelah ia mencapai titik puncaknya. Ini berarti bahwa dalam konsep perkembangan juga tercakup makna pembusukan (decay) seperti kematian.
4.2.  Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan (growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim di gunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P.Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan  atau kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organism sebagai suatu keseluruhan. Pertumbuhan fisik bersifat meningkat, menetap, dan kemudian mengalami kemunduran sejalan dengan bertambahnya usia. Ini berarti bahwa pertumbuhan fisik ada puncaknya.
Istilah “pertumbuhan” lebih cenderung menunjuk pada kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak pertumbuhannya.
4.3.  Kematangan
Kematangan itu sebenarnya merupakan suatu potensi yang dibawa individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaannya serta turut mengatur pola perkembangan tingkah laku individu.  Meskipun demikian, kematangan tidak dapat dikategorikan sebagai faktor keturunan atau pembawaan karena kematangan ini merupakan suatu sifat tersendiri yang umum dimiliki oleh setiap individu dalam bentuk dan masa tertentu.
4.4.  Perubahan
Perkembangan mengandung perubahan-perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan itu tidak pula mempengaruhi proses perkembangan seseorang dengan cara yang sama. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.
Untuk mencapai tujuan ini, realisasi diri atau yang biasanya disebut “aktualisasi diri” merupakan factor yang sangat penting. Tujuan ini dapat di anggap sebagai suatu dorongan untuk melakukan sesuatu yang tepat, untuk menjadi manusia seperti yang diinginkan baik secara fisik maupun psikis.
5.  Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
5.1.  Dalam diri Individu
Semenjak dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan sendirinya, dengan kodrat yang dikandungnya sendiri. Di bawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan, yaitu:
§  Bakat atau Pembawaan
§  Sifat – sifat Keturunan
§  Dorongan dan Instink
5.2.  Luar diri Individu
Faktor – faktor luar yang mempengaruhi perkembangan, diantaranya:
§  Makanan
§  Iklim
§  Kebudayaan
§  Ekonomi
§  Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga
5.3.  Umum
Faktor umum adalah unsur – unsur yang dapat digolongkan ke dalam kedua faktor diatas. Bisa dikaakan bahwa faktor umu ini merupakan faktor campuran, diantaranya:
§  Intelegensi
§  Jenis kelamin
§  Kelenjar Gondok
§  Kesehatan
§  Ras
6.  Fase – fase Perkembangan
6.1.  Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Ciri-ciri Biologis
Aristoteles membagi fase perkembangan manusia sejak lahir sampai usia 21 tahun ke dalam tiga masa, di mana setiap fase meliputi masa tujuh tahun, yaitu:
(1)     Fase anak kecil atau masa bermain (0-7) tahun, yang diakhiri dengan tanggal (pergantian) gigi.
(2)     Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14) tahun, yang di mulai dari tumbuhnya gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelenjar kelamin.
(3)     Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21) tahun, yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memasuki dewasa.
6.2.  Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa-masa tertentu. Pembagian fase perkembangan tersebut adalah:
(1)     0-6 tahun = sekolah ibu, merupakan masa mengembangkan alat-alat indra dan memperoleh pengetahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan rumah tangga.
(2)     6-12 tahun = sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini, mulai diajarkan bahasa ibu ( vernacula ).
(3)     12-18 tahun = sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikirnya di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini mulaidi ajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
(4)     18-24 tahun = sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlagsung di bawah perguruan tinggi.
6.3.  Fase Perkembangan Menurut Konsep Islam
Memperhatikan ayat – ayat Al-Quran dan hadis – hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar utama pemikiran Islam, perisodisasi perkembangan individu secara garis besar dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:
(1)   Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum berbentuk. Tetapi perlu dikemukakan bahwa hal ini berkaitan dengan bibit manusia.
(2)   Periode pra-natal, yaitu perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran, yakni fase nuthfah (zigot), fase alaqah(embrio), fase mudghah (janin), dan peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan setelah genap 4 bulan.
(3)   Periode kelahiran sampai meninggla dunia, yang terdiri dari beberapafase, yaitu:
§  Neo-natus, mulai dai kelahiran sampai kira – kira minggu keempat.
§  Al-thifl, mulai dari usia 1 bulan sampai sekitar usia 7 tahun.
§  Tamyiz,  anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk, benar dan salah. Dimulai dari usia 7 – 13 tahun.
§  Baligh, usia anak sudah mencapai usia muda yang ditandai dengan mimpi bagi anak laki – laki dan haid bagi anak perempuan.
§  Kearifan dan kebijakan, fase dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spirital, dan agama secara mendalam.
§  Kematian,  dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia, terpisahnya ruh dan jasad manusia.
7.  Karakteristik Perkembangan Peserta Didik
7.1.  Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata – rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12. Anak – anak usia ini memilki karakteristik yang berbeda dengan anak – anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Serta adanya pembinaan hidup sehat, belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin, belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
§  Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
§  Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan  kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
§  Menegmbangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.
§  Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai – nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
7.2.  Karakteristik Anak Usia Sekolah Menenngah (SMP)
Anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan  pubertas (10-14). Karakteristik yang menonjol pada usia SMP yakni terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan, mulai timbulnya ciri – ciri seks sekunder, adanya keinginan untuk menyendiri dengankeinginan bergaul, ada juga keinginan bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orangtua, mulai mempertanyakan mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keailan Tuhan, adanya reaksi dan ekspresi emosi masih labil, dan kecenderungan minat serta pilihan karer relatif sudah jelas.
Adanya karakteristik ini, maka guru diharapkan untuk:
§  Menerapkan model pembelajaran yang meimisahkan siswa pria dan wanita ketika membahas topik – topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
§  Memberiakn kesempatan kepada siswa untuk menyalutkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan positif.
§  Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
§  Meningkatkan kerjasama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
§  Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
§  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
7.3.  Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masaperalihan antara masa kehidupan anak – anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja biasa ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, diantaranya mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya, dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya, memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya, mengembangkan sikap keterampilan intelektual dan konsep – konsep yang diperlukan sebgaia warga negara, memperoleh seoerangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku, mengembangkan wawasan keagamaan, dan mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut menuntut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diantaranya:
§  Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual, dan penyalahgunaan narkotika.
§  Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.   
§  Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan sesuai dengan minat dan bakatnya.
§  Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan dan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
§  Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk kritis, reflektif, dan positif.
§  Membantu siswa mengembangkan eots kerja yang tinggi dan sikap wiraswata.
§  Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih toleran.
§  Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala keluhan dan problem yang dihadapinya.


BAB III
PENUTUP

1.        Kesimpulan
Dengan memahami dan mengerti tentang psikologi perkembangan peserta didik, serta mengetahui seluk – beluk di dalamnya, maka sebagai calon tenaga pendidik harus memahami betul perkembangan peserta didik dan karakteristiknya. Menjadi guru berarti memikul amanah yang begitu besar, yang mesti dipertanggungjawabkan, tidak hanya di hadapan manusia melainkan juga kepada Allah Swt. kelak. Profesi guru ternyata harus dilakoni dengan sepenuh hati, melibatkan hampir segena kemampuan jiwa dan raga, kemampuan intelektual, fisikal, emosional, dan bahkan spiritual sekaligus.
Untuk dapat tampil menjadi guru yang ideal, memmang tidak cukup hanya mengandalkan penguasaan atas materi atau ilmu yang akan diajarkan. Namun menjadi seorang guru harus mengetahui faktor – faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan peserta didik dalam belajar. Karena mereka datang dengan membawa corak kepribadian, karakteristik, tingkah laku, minat, bakat, kecerdasan, dan berbagai tingkat perkembangan lainnya yang berbeda – beda pula. Oleh sebab itu, guru perlu mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, motivasinya, latar belakang akademisnya, sosial ekonominya, dan sebagainya.
Adanya keharusan guru mengenal karakteristik peserta didik, berarti guru harus menguasai dan mendalami psikologi perkembangan peserta didik, yakni sebuah disiplin ilmu yanh secara khusus membahas tentang aspek – aspek atau karakteristik perkembangan peserta didik. Psikologi perkembangan peserta didik  juga memungkinkan guru untuk memahami apa yang dibutuhkan, diminati, dan yang hendak dicapai oleh peserta didik, serta dapat membreikan pelayanan yang bersifat individual bagi mereka yang mengalami kesulitan.
2.        Daftar Pustaka
Desmita, M.Si. 2011. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhyibin. 2011.Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumber :

https://creationsje.wordpress.com/2014/07/05/psikologi-perkembangan-peserta-didik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar